Jasaview.id

Wasiat Para Ulama: Bagaimana Cara Memahami Al-Quran Dan Al-Hadits

Dalam khutbah haji terakhirnya (Haji Wada') Rasulullah telah menyampaikan sebuah wasiat pesan kepada umat Islam.

Sepenggalan kalimat yang sangat masyhur ini harus menjadi pegangan seluruh umat Islam supaya tidak sesat.

"...Dan sesungguhkan telah aku tinggalkan kepada kalian dimana kalian tidak akan sesat setelah apabila kalian berpegang teguh dengganya. Yaitu Kitabullah (Al-Qur'an) dan Sunnah Nabinya (Alhadits)..."

Dengan demikian kita umat Islam dituntut untuk melandasi semua amal perbuatan kita dengan Al-Quran dam As-Sunnah (Hadits).

Akan tetapi hal yang perlu kita sadari bahwa kita dikala ini berada di zaman dan waktu yang sudah jauh berbeda dengan era Rasulullah hidup.

Sementara Al-Quran dan Hadits yang ada di periode ini adalah sebuah teks yang perlu dipahami dalam kondisi yang berbeda.

Ratusan Tahun sepeninggal Rasulullah, nyatanya Ajaran Islam telah banyak tambahan-perhiasan dalam hal ibadah. Banyak ritual-ritual asing yang belum ada di zaman Rasulullah, sekarang menjadi hal biasa di masyarakat.

Percampuran antar budaya di negeri-negeri lain di luar jazirah arab, seringkali menyebabkan sinkretisme agama.

Oleh sebab itu kita umat Islam harus berpegang teguh dan kembali pada ajaran Al-Quran dan Al-Hadits.

Namun untuk memahami Al-Alquran dan Alhadits secara benar, kita tidak bisa memahaminya dengan seenaknya sendiri.

Kita harus memahaminya dengan pemahaman yang direkomendasikan oleh Allah dan Rasulnya.

Adapun pemahaman yang direkomendasikan oleh Allah dan Rasulnya adalah PEMAHAMAN PARA SAHABAT RASULULLAH SAW.

Sebagaimana Allah Berfirman dalam Surat AtTaubah ayat 100.

Untuk lebih memahami ihwal dilema ini, Silahkan simak baik-baik video ceramah berikut ini:


Posting Komentar

0 Komentar