Jasaview.id

Memahami Makna Masyrik wal Maghrib di Masa Modern

"Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi, dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan), dan orang-orang yang meminta-minta; (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan, dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar (imannya); mereka itulah orang-orang yang bertakwa." Perhatikan QS. Al-Baqarah 2 : 177.

Pembaca yang budiman, ayat ini haruslah kita rekam dan kita pahami. Apa esensi dan eksistensi dibalik kandungan makna ayat tersebut? sebab jikalau kita gagal paham dalam memaknai dengan sempurna, maka manusia akan kehilangan pijakan. Artinya, sebetulnya apa yang dahulu Nabi Muhammad perjuangkan? Kalau Islam, maka Islam itu apa? Dan apa hubungannya dengan kehidupan ummat manusia, baik dulu maupun sampai sekarang ini? Hal ini harus jelas agar konkrit. Jawabannya adalah seperti yang dijelaskan dalam surah Al-Baqarah ayat 177. 

Memahami Makna Masyrik wal Maghrib di Masa Modern

  Baca Juga : Sejarah Ibrahim atau Abraham

Al-Qur’an mengatakan; Laisal birra bukanlah sebuah birrun atau kebaikan apabila kamu menghadapkan wajah kamu sekalian ke arah matahari terbit (Timur) maupun ke arah matahari terbenam (Barat). Nah, di sinilah masalahnya. Allah menjelaskan bahwa bukanlah sebuah kehidupan yang baik, ibadah yang baik apabila kamu menghadapakan wajahmu ke arah Timur, yang artinya anda kagum kepada sistem Timur, dan bukanlah sebuah kehidupan yang baik, ibadah yang baik apabila kamu menghadapkan wajahmu ke arah Barat, yang artinya anda kagum kepada sistem Barat. Makanya pada ayat yang lain dikatakan, Maka hadapkanlah wajahmu kepada sistem Allah secara lurus. Sebenarnya Allah sedang bicara apa dalam ayat ini? Memang hal ini tidak akan dapat dipahami oleh mayoritas masyarakat awam pada umumnya dan khususnya para ulama agama, meskipun ada sebagian kecil dari mereka yang paham dengan 'masyrik wal maghrib'.

Kalau kita perhatikan sejarah, 1.400 tahun lalu yang dikatakan sebagai masyrik adalah Persia, sedangkan maghrib adalah Yunani-Romawi. Tanpa mengerti sejarah orang tidak akan mengerti akan ayat ini. Maka manusia dituntut untuk paham sejarah, agar mengerti bahwa obyek dari pembicaraan wahyu adalah sejarah. Lantas ada apa di masyrik dan juga di maghrib? Kepada manusia Allah mengatakan, bukanlah suatu kebaikan jika hidup itu berdasarkan sistem timur maupun sistem barat.

Baca Juga : Sejarah Singkat Khalifah Rasul

Tentu manusia harus paham bagaimana sistem hidup masyrik dan juga sistem hidup maghrib. Manusia akan melihat apa sebenarnya yang dimaksud dengan sistem Timur dan sistem Barat. Dalam sejarah Babilonia dan Persia yang merupakan Timur, tetapi Yunani dengan Alexander the Great, Romawi dan sebagainya itu adalah sistem Barat. Rupanya, pertentangan antara sistem Timur dan sistem Barat sudah terjadi dari sejak zaman dahulu, dan bukan baru sekarang saja antara Amerika Serikat - NATO (Barat) versus Cina - Rusia (Timur), dan hal ini memang sudah merupakan sejarah peradaban yang terus berulang.

Secara politis konotasi Timur dan Barat juga memiliki kecenderungan berbeda bahkan berhadap-hadapan. Dunia Barat lebih mengandalkan politik demokrasi yang lebih cenderung rasional-liberal, sebuah dunia yang lebih menekankan aspek filsafat dan logika. Sedangkan dunia Timur lebih mempertimbangkan aspek ketimuran-nya yang menekankan arti penting nilai-nilai aspek spiritual, religius, emosional, musyawarah dan psikologis. Perdebatan dunia Timur dan dunia Barat bukan hanya terjadi di dalam abad modern tetapi juga sudah muncul semenjak dahulu kala.

Baca Juga : Download E-Book Gratis

Kalau kita perhatikan negara-negara blok Timur, mereka sangat kental dengan ciri-ciri: dominannya power kekuasaan negara atau sistem kekuasaan tunggal negara (sentralistik), bahwa negara atau rajalah yang paling berkuasa untuk mencapai kesejahteraan, keadilan, pemerataan materi dan lain-lain. Sistem satu partai di mana partai itulah yang paling berkuasa dan dominan, dimana rakyat tidak mempunyai wewenang dengan tujuan akhir yang tidak berbeda dengan tujuan yang ingin dicapai oleh sistem Barat yakni ingin mewujudkan keadilan dan pemerataan kepada seluruh rakyatnya.

Akhirnya, manusia dituntut untuk melihat dunia hari ini secara real dan bukan negeri antah berantah. Sistem Timur dan sistem Barat sasarannya global juga, meraka paham bahwa sistem petak-petak itu adalah sistem lingkaran setan (musyrik).

Posting Komentar

0 Komentar