Jasaview.id

Menakar Kualitas Kepemimpinan Kita Dalam Perspektif Islam Dan John C. Maxwell

Bicara soal “pemimpin”, persepsi awal biasanya terbatas hanya pada orang-orang yang mempunyai jabatan dalam organisasi atau instansi tertentu. Padahal sesungguhnya setiap orang ialah pemimpin sebagaimana ditegaskan Nabi saw.: “Maka camkanlah bahwa kalian semua yakni pemimpin dan akan dituntut (diminta pertanggungjawaban) ihwal hal yang dipimpinnya”. Karena itulah, pemimpin dapat dimaknai sebagai orang yang diberikan amanah dan keyakinan oleh Allah untuk dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya yang kelak akan dipertanggungjawabkan dihadapan-Nya.

QS. al-Nahl/16: 90 menyebutkan bahwa Allah memerintahkan untuk berbuat adil kepada setiap pemimpin apa saja dan di mana saja. Seorang pimpinan contohnya, harus berusaha untuk berbuat secara adil dan bijaksana sesuai dengan perintah-Nya dalam memimpin bawahannya sehingga mereka merasa terayomi. Apabila pimpinan berlaku semena-mena, bertindak sesuai kemauannya dan bukan didasarkan peraturan yang ada, bawahannya akan tertekan dan tidak mampu berbagi potensinya dalam pencapaian tujuan organisasi. Dengan kata lain, pimpinan harus menciptakan keharmonisan antara dirinya dengan bawahannya sehingga ada timbal balik di antara keduanya.
Ketika mengkaji ihwal kualitas kepemimpinan, John C. Maxwell dalam bukunya 5 Levels of Leadership mengupas 5 tingkat kepemimpinan yang setidaknya mampu menjadi cerminan perihal kualitas kepemimpinan kita, ialah:
1. Position; ini yakni kualitas kepemimpinan level terendah, ialah tipe pemimpin di mana bawahannya mengikuti segala perintahnya alasannya tidak ada pilihan lain dan beliau yakni atasan mereka. Tipe pemimpin pada level ini lebih layak disebut dengan “boss”, bukan “Leader”. Dia punya bawahan tetapi bukan anggota tim yang saling bekerjasama secara suka rela dan penuh keikhlasan untuk mendapatkan apa yang diinginkannya. Dia biasanya lebih bergantung pada aturan, prosedur, kebijakan dan struktur organisasi untuk mengontrol bawahannya.
2. Permission; tipe pemimpin yang didasarkan pada sebuah hubungan baik. Bawahannya mengikuti perintahnya sebab ia secara sukarela mau melakukannya. Dia menyukai orang lain dan memperlakukannya layaknya seorang individu yang mempunyai value, dia mulai menyebarkan efek dan trust kepada mereka di mana suasana menjadi lebih nyata. Pada level ini, dia mengenal anggotanya secara baik dan tahu bagaimana cara mengakrabkan diri dengan mereka. Dia dan anggotanya akan mampu membangun tim yang solid dan korelasi yang baik.
3. Production; tipe pemimpin yang mampu membangun suasana kerja yang nyaman dan mampu meyakinkan anggotanya telah melakukan semua pekerjaan dengan baik. Pada level ini, dia telah mempunyai imbas dan dapat dipercaya yang baik dan anggotanya mengikutinya sebab dedikasinya terhadap organisasi. Dia bisa membuat semua pekerjaan dapat diselesaikan secara baik, sopan santun anggotanya meningkat, dan tujuan organisasi dapat dicapai. Dan yang paling penting, tidak ada satu orang pun akan tersakiti atau teraniaya sebab kepemimpinannya. Pada level ini, beliau telah menjelma agent of change yang bisa mengelola anggotanya menjadi orang-orang yang efektif.
4.  People Development; tipe pemimpin yang bisa memberdayakan anggotanya. Dia sadar bahwa untuk menjadi orang yang ahli, bukan bergantung pada kekuatan yang dimilikinya, namun alasannya beliau mampu memberdayakan anggotanya. Mereka menggunakan jabatannya, hubungan baiknya, dan produktivitas kerjanya untuk menginvestasikan dan menyebarkan anggotanya untuk dapat menjadi pemimpin yang hebat di abad yang akan tiba. Pemimpin pada level ini bisa mengubah kehidupan orang-orang yang dipimpinnya. Anggotanya mengikutinya dikarenakan apa yang telah dilakukannya kepada mereka secara eksklusif. Biasanya, relasi baik antara pemimpin dan anggotanya akan terjalin sangat lama, walaupun dia tidak lagi memimpin mereka.
5. Pinnacle; tipe pemimpin yang paling tinggi di mana anggotanya akan mengikutinya alasannya melihat siapa dia dan apa aliran serta bimbingannya. Pada level ini, pemimpin tidak hanya membutuhkan perjuangan keras, skill, dan intensionalitas tetapi juga bakat yang tinggi. Hanya pemimpin berbakat saja yang mampu mencapai level ini, yakni pemimpin yang bisa membuat anggotanya menjadi pemimpin level 4. Biasanya orang yang berada pada tingkatan ini adalah para negarawan atau para konsultan. Tingkatan ini merupakan tingkatan tertinggi yang dapat dicapai oleh seorang pemimpin. Pada level ini, anggotanya bersedia taat karena mereka mempunyai respect terhadap pimpinan. Pimpinan pada level ini disebut juga pemimpin sejati yang mempunyai kemampuan menyeluruh dan komplit.
Berada pada level keberapakah kepemimpinan kita?, tengoklah pada nurani kita dan implikasinya pada setiap unsur organisasi yang kita pimpin. Nabi saw. menegaskan: “Orang yang paling dicintai Allah dan paling bersahabat kedudukannya dari-Nya ialah pemimpin yang adil. Dan orang yang paling dibenci oleh Allah dan paling jauh dari-Nya ialah pemimpin yang berlaku aniaya.”
Tugas dan fungsi pemimpin tidaklah mudah, bahkan merupakan amanah yang sangat berat. Seorang pemimpin tidak hanya duduk-duduk di dingklik empuk sambil memerintah anggotanya tanpa terlibat eksklusif dalam pekerjaan tersebut secara baik dan efektif. Di samping berlaku adil, pemimpin juga harus menyadari amanah yang telah diberikan Allah kepadanya sehingga dengan kesadaran tersebut, ia akan berusaha memperlihatkan pelayanan yang terbaik dan menaburkan kebaikan bagi diri dan lingkungannya.


Posting Komentar

0 Komentar