Sejarah Perekonomian Dunia
Masa kuno
Ekonomi ada semenjak insan membuat, memasok, serta mendistribusikan barang atau jasa. Sebagian besar kegiatan perekonomian abad itu berbasis pada produk-produk pertanian. Satuan unit shekel contohnya, berawal dari satuan yang digunakan untuk mengukur berat jelai.
Satuan ini lalu dimanfaatkan untuk mengukur berat logam mulia seperti emas, perak, dan tembaga. Proses transaksi pun berlangsung sederhana, lazimnya terjadi antara dua atau lebih orang yang bekerjasama sosial secara eksklusif. Sistem barter masih banyak dipakai.
Seiring dengan berkembangnya masyarakat, sistem ekonomi yang digunakan semakin kompleks. Masyarakat Sumeria, misalnya, berbagi ekonomi skala besar berbasis uang komoditas.
Di daerah lain, bangsa Babilonia dan negara-kota di sekitarnya menyebarkan sistem utang-piutang, persetujuan legal, dan aturan yang berkaitan dengan praktik bisnis serta properti langsung.
Abad pertengahan
Sama mirip pada periode antik, pada kala pertengahan acara ekonomi juga masih berputar pada jual beli di bidang pertanian, dan barang-barang pokok, serta terjadi dalam kelompok sosial tertutup. Namun, beberapa perkembangan terjadi, antara lain munculnya kalangan-kelompok yang memberi modal bagi individu atau golongan lain, terutama untuk bidang pelayaran, dan pengembangan kawasan kekuasaan.
Modal ini nantinya harus dikembalikan dalam bentuk pemasaran barang yang didapatkan dari negara jajahan. Proses peminjaman, dan penggantian duit ini berujung pada perintisan bank, dan munculnya ekonomi global. Perdagangan saham juga mulai dikenal, utamanya sesudah tahun 1513 sesudah pasar saham pertama di dunia dibuka di Antwerpen.
Pada masa ini, uang yang digunakan telah berupa koin logam, utamanya di daerah Eropa, dan sekitarnya. Jenis logam yang dipakai mempengaruhi nilai duit tersebut, yang paling terkenal ialah tembaga, perak, dan emas. Namun, mata uang yang dipakai era itu sungguh beragam, dan semuanya berlainan-beda baik dalam sisi bentuk, ukuran, berat, karat, dan cetakannya.
Namun seiring dengan meningkatnya jumlah transaksi finansial, dan berkembangnya jual beli, perlahan mulai terjadi keseragaman dalam koin-koin logam ini, dan memungkinkan terjadinya jual beli antar-kawasan.
Salah satu sistem yang terkenal dipakai abad itu adalah tata cara manorial. Sistem ini berpusat pada sebuah manor, adalah daerah berdikari yang dikuasai oleh tuan tanah. Pada tata cara ini, para petani bergantung pada tuan tanah tempat beliau tinggal, khususnya dalam hal keamanan, dan jaminan keamanan era melaksanakan kegiatan ekonomi.
Sebagai gantinya para petani ini melakukan pekerjaan untuk tuannya tersebut. Sistem ini terutama berkembang pada era ke-5, dan ke-6, dikala penyakit, dan peristiwa kelaparan akhir perang mewabah, mengakibatkan banyaknya orang yang merelakan tanah direnggut, dan lari mencari tunjangan di daerah lain.
Petani merupakan pekerjaan yang paling umum. Mereka tersebar di banyak sekali manor, mengabdi pada tuan yang berlawanan-beda. Selain bertani, petani juga memelihara kambing. Tugas mengurusi kambing biasanya dilaksanakan oleh wanita, antara lain menggunting rambutnya, menciptakan wol, dan merajut pakaian.
Pekerjaan lain yang juga terkenal yaitu seniman, termasuk mereka yang memproduksi komoditas dari beling, kayu, tanah liat, dan besi. Terdapat pula pekerjaan dalam bentuk jasa, antara lain dokter gigi, tukang cukur, guru, dan hebat bedah. Selain itu ada pula kelas pedagang yang meningkat menjelang simpulan abad pertengahan. Perkembangan kelas pedagang ini mendorong majunya wilayah perkotaan.
Dampak dari kemajuan ini terutama terasa pada periode ke-12, dan ke-13. Meski pertanian masih menjadi primadona, kelas pedagang mulai memiliki imbas besar dalam perekonomian. Beberapa di antaranya bahkan mempunyai imbas politik, dan membentuk serikat. Serikat ini digunakan antara lain untuk mempengarhui kebijakan pajak. Sistem serikat ini menandakan suatu pergantian ke arah metode ekonomi yang lebih matang alasannya adalah harga-harga serta kualitas barang mulai diatur.
Namun perkembangan ini terhambat dikala Kelaparan Besar, dan Wabah Kematian Hitam merebak. Kelaparan Besar yang terjadi pada tahun 1315 menjadikan kesemrawutan kepada metode agraris, yang semakin mundur, dan akibatnya mati bersamaan dengan matinya desa, dan kota-kota kecil yang mendukungnya.
Kematian Hitam juga menawarkan efek yang serupa jutaan petani yang terinfeksi penyakit ini tewas. Akibat dari dua peristiwa ini adalah munculnya metode-sistem baru baik di bidang ekonomi maupun pertanian.
Era Modern Awal
Dengan kian gampangnya menerima modal untuk bertualang, dan memperluas tempat jajahan, perekonomian di negara-negara Eropa mirip Spanyol, Prancis, Britania Raya, dan Belanda berkembang sangat pesat.
Mereka kemudian menjajal melaksanakan industri, dan perlindungan terhadap jual beli dengan membuat bea cukai. Selain karena fasilitas modal, perekonomian Eropa juga menguat akibat meluasnya paham sekularisme yang memungkinkan negara-negara tersebut menggunakan harta gereja yang berlimpah untuk membuatkan kota. Kemajuan ini disertai dengan kedatangan proyek-proyek ekonomi besar, antara lain yang dirintis oleh Amschel Mayer Rothschild (1773-1885). Topik ekonomi mulai terfokus pada pengelolaan harta masyarakat atau negara.
Revolusi Industry
Pada periode revolusi industri yang terjadi pada era ke-18 dan 19, pergeseran besar terjadi di bidang pertanian, manufaktur, pertambangan, dan transportasi. Hal ini mempengaruhi kondisi sosial ekonomi, dan budaya di seluruh Eropa, Amerika Serikat, dan seluruh dunia.
Paham kapitalisme yang lebih bebas muncul mengambil alih paham merkantilisme. Revolusi industri sendiri terjadi alasannya tugas dari berkembangnya ilmu ekonomi pada era ini.
ilmu ekonomi saat itu dikembangkan oleh ilmuwan seperti Scotsman Adam Smith (1723-1790), yang sekarang diakui selaku ekonom pertama di dunia. Ia memperkenalkan wangsit bahwa harga sebuah produk tercipta dari hasil tarik menawan antara pasokan, dan undangan serta pembagian tenaga kerja.
Ia beropini bahwa motif utama dari jual beli adalah keuntungan diri langsung. Paham ini lalu menjadi basis yang dikembangkan oleh aneka macam ilmuwan selanjutnya mirip Thomas Malthus (1766-1834) yang mengembangkan pandangan baru pasokan-usul untuk memecahkan masalah populasi yang berlebihan. Berkat paham ini pula, orang mulai berpikir untuk memproduksi barang, dan jasa secara besar-besaran.
Pasca-Perang Dunia
Setelah dua Perang Dunia terjadi, dan perekonomian hancur kesannya, pemerintah di banyak negara mulai mencari-cari cara untuk mengontrol arah perekonomian. Beberapa ekonom mirip Friedrich August von Hayek (1899-1992) dan Milton Friedman (1912-2006) melontarkan ide perihal pentingnya suatu perdagangan global yang bebas. Namun kurun itu wangsit dari John Maynard Keynes (1883-1946) diterima lebih luas.
Keynes berpendapat bahwa pemerintah perlu mengatur pasar secara kuat. Keynes percaya bahwa pemerintah mampu meniadakan dilema ekonomi, dan mempercepat pertumbuhannya dengan melaksanakan manipulasi terhadap permintaan agregat. Untuk menghormati pemikirannya, paham ini diberi nama Keynesianisme.
Menurut Keynes, Ekonomi pasar tidak memiliki prosedur untuk memastikan bahwa siapa pun bisa melakukan pekerjaan , kesannya pengangguran mampu terjadi. Keynes berpendapat bahwa negara perlu melaksanakan intervensi, dan manipulasi kepada undangan, dan usul agregat untuk meminimalisir pengaruh negatif ini.
Untuk melaksanakan hal tersebut, Keynes menekankan pentingnya pemerintah untuk melakukan investasi. Jika pemerintah mengembangkan pengeluarannya, duit yang beredar di masyarakat akan bertambah sehingga penduduk akan terdorong untuk membeli, dan memajukan permintaannya (sehingga usul agregat bertambah). Selain itu, tabungan juga akan meningkat sehingga dapat digunakan sebagai modal investasi, dan keadaan perekonomian akan kembali ke tingkat wajar .
Pada tahun 1950-an, perekonomian Eropa, dan Amerika berkembang secara pesat. Periode ini disebut sebagai masa keajaiban ekonomi. Perkembangan pesat ini menjinjing satu jenis ekonomi baru: ekonomi berbasis konsumsi massa. Paham ini makin berkembang sehabis John Kenneth Galbraith (1908-2006) memperkenalkan rancangan yang diberi nama ekonomi pasar sosial pada tahun 1956.
Akhir masa ke-20 dan permulaan abad ke-21
Tren ekonomi dunia berganti sesudah perekonomian Uni Soviet yang menganut komunisme runtuh. Banyak negara-negara Blok TImur yang berubah haluan dari komunisme ke ekonomi berbasis pasar. Namun selain sistem ekonomi dari Barat tersebut, muncul metode, dan desain-desain ekonomi lain yang berasal dari negara non-Barat mirip RRT, Brazil, dan India. Konsep ekonomi non-barat ini dikenal dengan Istilah "masyarakat pasca-industri", sebuah perumpamaan yang diperkenalkan pada tahun 1973 oleh Daniel Bell.
Perkembangan, dan penyebaran Internet sebagai media komunikasi massa juga mempengaruhi pertumbuhan ekonomi terutama sehabis tahun 2000-2001. Ide ihwal sebuah ekonomi berbasis Internet, dan info mulai dikembangkan. Hal ini disebabkan sebab internet telah menunjukkan pengaruh besar pada dunia jual beli, dan menimbulkan satu bidang gres yang disebut selaku bisnis elektro.
Manusia Sebagai Makhluk Sosial dan Ekonomi
Manusia sebagai makhluk sosial, dan makhluk ekonomi intinya selalu menghadapi masalah ekonomi. Inti dari masalah ekonomi yang dihadapi insan ialah realita bahwa keperluan manusia jumlahnya tidak terbatas, sedangkan alat pemuas kebutuhan manusia jumlahnya terbatas. Beberapa aspek yang memengaruhi sehingga jumlah kebutuhan seseorang berlawanan dengan jumlah kebutuhan orang lain:
1. Faktor ekonomi
2. Faktor lingkungan sosial budaya
3. Faktor fisik
4. Faktor pendidikan
5. Faktor akhlak
Tindakan, Motif dan Prinsip Ekonomi
Tindakan Ekonomi
Tindakan ekonomi yakni suatu ungkapan yang mengacu pada setiap usaha insan yang dilandasi oleh pilihan yang paling baik, dan paling menguntungkan. misalnya: Ibu memasak dengan kayu bakar alasannya adalah harga minyak tanah sangat tidak murah. Tindakan ekonomi terdiri atas dua faktor, adalah:
Tindakan ekonomi Rasional, setiap perjuangan insan yang dilandasi oleh pilihan yang paling menguntungkan, dan kenyataannya demikian.
Tindakan ekonomi Irrasional, setiap perjuangan manusia yang dilandasi oleh opsi yang paling menguntungkan namun kenyataannya tidak demikian.
0 Komentar